Festival Sastra Santarang 2025: Menggali Harapan di Tengah Bencana

 


Kupang, infodesanasional – Hari kedua Festival Sastra Santarang (FSS) 2025 sukses digelar oleh Komunitas Sastra Dusun Flobamora dengan mengusung tema "Sastra dan Bencana". Kegiatan ini berlangsung pada 19-20 September 2025 di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan didukung oleh Direktorat Pengembangan Budaya Digital, Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI pada Sabtu, 20 September 2025.

Ketua Panitia FSS V 2025, Saddam HP, menyatakan bahwa hari kedua festival ini menjadi penutup rangkaian kegiatan yang telah berlangsung selama dua hari. 

"Selama dua hari ini kami mendiskusikan tema 'Sastra dan Bencana' serta tindak lanjut nyata maupun dampak sosial yang bisa kita wujudkan dalam kehidupan harian," ungkapnya.

FSS telah menjadi wadah bagi peminat sastra dari tingkat SMP dan SMA untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Pada hari kedua, festival ini menghadirkan sesi diskusi buku yang membahas dua buku puisi terbitan Penerbit Dusun Flobamora, yaitu "Seroja Mekar di Telaga Duka" dan "Tumbuh dari Debu Berkembang dalam Badai".

Melalui diskusi buku tersebut, FSS mengajak peserta untuk menelusuri pengalaman bencana dari sudut pandang yang beragam dan kontekstual. Saddam HP menekankan bahwa tema "Sastra dan Bencana" mengingatkan masyarakat NTT bahwa bencana selalu terjadi dalam kehidupan, tetapi kita juga harus menumbuhkan harapan bahwa di balik semua bencana selalu ada harapan.

"Sastra punya tempat untuk mendokumentasikan sekaligus merefleksikan semua bencana yang terjadi dalam kehidupan kita," kata Saddam. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kelancaran kegiatan FSS V 2025.

Tahun depan, Komunitas Dusun Flobamora akan merayakan usia yang ke-15 tahun dan berencana menghadirkan pameran arsip yang merefleksikan setiap jejak sastra yang berguna bagi masyarakat NTT dan Indonesia. 

"Kami berupaya menghadirkan pameran arsip yang merefleksikan setiap jejak sastra kami yang berguna bagi masyarakat NTT juga Indonesia," katanya.

Dengan demikian, FSS 2025 menjadi ajang yang efektif untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman masyarakat tentang sastra dan bencana, serta menumbuhkan harapan di tengah tantangan kehidupan.

(Red)

Post a Comment for "Festival Sastra Santarang 2025: Menggali Harapan di Tengah Bencana"